Menata hati itu...

Menata hati itu.. bahasa inggris nya arranging the heart bukan? Hahaha. Maklum Toefl saya terakhir tes setahun lalu jadi sudah tak valid lagi dan alhamdulillah di postingan postingan sebelumnya yang ada unsur english english nya ndak ada yang komen tentang grammar, belum ada tepatnya.

Yah,kembali lagi ke judul diatas.

Menata hati itu susah susah gampang. Kenapa? Mari kita telisik lebih dalam.

Gampang
Kenapa gampang, karena kalau kata abi (bapak saya, red.) bentuk hati itu lebar,*mungkin maksudnya luas, karena itu bisa ditata dan dibalik balik kayak martabak. "Gampang toh" kata beliau. *tuh orang emang paling bisa kalo dimintain nasehat. And he is the best!
Selain itu bisa juga dibilang gampang tapi cuma dibibir saja. Cuma secara teoritis. Kenyataannya? Relatif.

Lha saat mulai ngomongin kenyataannya inilah saat masuk ke segmen "susah"

Susah
Susah apanya?banyak.
Susah prakteknya?bisa. Susah diprediksi berapa lama prosesnya?sangat bisa. Susah memastikan hasilnya akankah itu tertata atau tidak?sangat amat masuk akal.

Karena itu mungkin agak kasar kalau disini saya menyatakan setuju dan langsung bilang "itu masalah gampang". Nyatanya saya pun butuh minimal 1x24 jam buat menata kembali si hati itu. Itu Minimal kawan. Dan itu juga ketambahan unsur additional dari external-internal saya. Maksimalnya? Bisa sampe Unlimited dan kadang memaksa untuk "always on" agar si hati itu bisa tertata.

Contohnya, ada 2 masalah saya yang sedang butuh penataan hati sekarang ini. Yang satu masalah pekerjaan, satunya lagi masalah... yang saya belum mau ngomong secara blak-blakan di blog saya. *rencananya mau aku tulis dalam bentuk poem seperti biasa, walopun sempat kepikiran mengungkapkannya dalam bentuk cerpen.

Sebagai catatan, untuk yang masalah pekerjaan umi saya berpesan agar menata hati saya untuk bukan mencari materi dan untung rugi. Tapi mengamalkan ilmu.
Yap, memang dari awal passion saya adalah mengajar. To be a teacher.
Tapi terkadang saya suka menimang-nimang kalo saya ngajar disini dapatnya berapa dan ongkos jalannya berapa, dan banyak lagi yang lainnya. Kebanyakan fokus ke Menimang-nimang untung rugi.
Dan sekarang saya sedang berusaha untuk menata sesuai dengan anjuran umi saya tadi. Karena saya pikir pikir lagi ga ada salahnya dan buanyak benernya. Secara, investasi akhirat men, dunia? Ngikut dibelakang.
Dan itu susahnya minta ampun. Dari awal ramadhan sampe lebaran++, ibarat bangun rumah dan saya arsiteknya, itu pondasi pun saya nggak yakin udah kokoh. Saya masih sering mikir ini itu seperti apa yang saya sebutkan di atas. *trust me it's hard. Dan sampe sekarang pun saya bingung ini gimana nguatinnya.

Tapi ada nikmat yang terbersit dalam proses penataan itu. Saya seperti diajak melakukan refleksi. Dan itu bukan pijat refleksi kawan. Tapi itu semacam renungan. Diajak mikir. Bisa dibayangin seorang penganggur siang seperti saya diajak mikir. Kacau. Tapi sedikit merasa "oh, ternyata ada sisi saya itu yang seperti ini ya..".
Benar benar diajak berfikir. Menyelam dalam. Walaupun ndak punya surat ijin menyelam yang katanya buat ndapetinnya susah itu.
Dan sedikit bikin ketagihan. Dan efek sampingnya bisa dikira orang gila. Karena saya kadang kalo merenung bisa senyum senyum sendiri. Karena itu saya kalau merenung saya usahakan ndak pas waktu nongkrong di tempat ramai atau lagi keluar sama seseorang. Karena pasti lain kali orang itu ndak bakal mau saya ajak keluar.

Kawan, itu saya...
kamu? You have your own way. Cara masing masing, perasaan masing masing, pemikiran dan tindakan masing masing.

Yang jelas saya cukup menikmatinya. Walaupun terkadang rasanya seolah olah saya membedah diri saya sendiri dan merasakan sakitnya yang...
buaahhh..!!!
luar biasa perih tusukannya. Kalau bahasa puitisnya menyayat tiap mili syaraf jiwa. Terutama buat urusan yang kedua. Bukan yang tentang pekerjaan. Tapi tentang hal yang saya ndak bisa sebutkan diatas. Gampangnya tentang personal relation.

Dan hingga sekarang my inner-self cukup disibukkan dengan usaha menikmati dan menerimanya.
Perih manis dari kedua hal tersebut.
Seperti nama blog saya.
Cup yang menerima dan ga memuntahkan.
Cup yang mengundang pemiliknya untuk meneguk pahit manis dari tuangan kopi beraneka jenis dan warna yang di anugerahkan teko-poci tanpa tendeng aling-aling,
namun masih bisa melihat batasan agar tuangan itu tak lebih dari jangkauan cup itu.

Superstitiously marvellous :{







Ini tentang saya
posted from Bloggeroid

Komentar

  1. Teaching kalo passion kurang brabe juga om...

    BalasHapus
  2. Menata hati itu butuh proses, Za. Gak bisa instant.
    Butuh pengalih, butuh benda kesayangan, butuh temen baik, butuh orang asing, buth jitakan di kepala, butuh ciuman di bibir (waaaaaa!), butuh tepukan di pundak, butuh tidur panjang, butuh... sendirian.
    Tiap orang beda2. Kalau aku nonton videonya Harry aja di yutub *centil*

    Mudah2an kamu bisa nata hati dengan baik, Za. Gak pake berdarah2. LOL.

    Semangat Za.

    BalasHapus
  3. kalo yang ciuman aku bingung nyari kemana mbak. hehehe. i mean, now i'm in somekind of a transition process. and the result will determine whether i will put my believe "again" in a human "love" or not. *of course the term doesnt apply for relationship between family members.

    iya mbak lit.. i'll try my best to keep my spirit up. to stand still. to adapt. to strike forward. #whoops.

    iro iro arigato gozaimasu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

" ___________ "

Candu