What do I have in mind when I see starbol, football match between Indonesian all star vs. international (foreign player who played in Indonesia) all star.

-
When I watch the "starbol" game this afternoon, i do realize that our football team ability is still below our expectation.
Most of Indonesian supporters now think that their team has improved well since the foreign coach from Austria, Mr. A.R, are ordained to maintain the Indonesia national team. in my point of view, it's true, we do improved, we become better than before. Moreover, we can say that the Indonesian football team finally found their playing rhythm. But still, we are so far away from “well done”.
The question is, why we can’t be like Japan football team? Or china? Or Arab? Why do they can be the symbol of Asian football? Why do we can’t be like that? Or even more than them?
Statistically Indonesian is the third Asian nation who has the highest population level. But it seems so hard to have, to train, to select, to facilitate 20 young people to be able to play hard and speak aloud in international football competition. The fact that Indonesia’s position in international world rank of football is 130 make worse condition of our national team clearer to everyone, every nation in this world.
Some expert said that it is because the nationalism and patriotism in our team members is decrease. Well, is it true? In my opinion, maybe it’s true. Nationalism and patriotism of Indonesian now become one of the rare characteristics which Indonesian people have. So, the main question for you, readers, for your homework, for you to think deeply, do you categorized as someone who has a huge nationalism and patriotism for your own country?

NB: maaf jika terdapat grammatical error.. monggo di kritik...

Protected by Copyscape Web Plagiarism Check

Komentar

  1. Armae24 Juni 2011 pukul 07.48

    gak bisa ngritik. gak ngerti juga mana yg salah mana yg bener :p

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menata hati itu...

-
Menata hati itu.. bahasa inggris nya arranging the heart bukan? Hahaha. Maklum Toefl saya terakhir tes setahun lalu jadi sudah tak valid lagi dan alhamdulillah di postingan postingan sebelumnya yang ada unsur english english nya ndak ada yang komen tentang grammar, belum ada tepatnya. Yah,kembali lagi ke judul diatas. Menata hati itu susah susah gampang. Kenapa? Mari kita telisik lebih dalam. Gampang Kenapa gampang, karena kalau kata abi (bapak saya, red.) bentuk hati itu lebar,*mungkin maksudnya luas, karena itu bisa ditata dan dibalik balik kayak martabak. "Gampang toh" kata beliau. *tuh orang emang paling bisa kalo dimintain nasehat. And he is the best! Selain itu bisa juga dibilang gampang tapi cuma dibibir saja. Cuma secara teoritis. Kenyataannya? Relatif. Lha saat mulai ngomongin kenyataannya inilah saat masuk ke segmen "susah" Susah Susah apanya?banyak. Susah prakteknya?bisa. Susah diprediksi berapa lama prosesnya?sangat bisa. Susah memastikan h
Baca selengkapnya

" ___________ "

-
Gambar
Aduh, penyakit itu muncul kembali.  Yah, penyakit iri hati dalam melihat kebahagiaan orang. serta merta ketakutan melandaku Gemeretak takut aku tuhaan.. Tuhan, sungguh aku telah meminta padaMu Aku tau Kau tau itu, aku tau Kau mendengar gundahku, aku tau Kau melihat galau ku Lantas mengapa Kau terbitkan lagi semua? Gemeretak takut aku tuhaan..
Baca selengkapnya

Saat aku mulai sadar betapa beruntungnya aku memiliki kalian.

-
Banyak orang bilang ramadhan dan lebaran adalah 2 hal yang membawa berkah bagi mereka yang merayakannya. Ramadhan adalah bulan “training” dan lebaran adalah waktunya “improvement”. Dan sungguh sejujur-jujurnya baru ramadhan kemarin aku bener2 ngerasain kalo eksistensi pendapat tersebut itu riil banget. Sebelum berjumpa dengan ramadhan kemarin, aku adalah orang biasa, dan sampai sekarangpun aku masih tetep orang biasa. Namun ada something yang bener2 jadi salah satu titik balik dalam hidupku. Selama 3 tahun (hampir 4 tahun) belakangan ini aku pacaran sama cewek yang sampe2 temen2 pada heran, bahkan orang tua ku dan keluarga besarku sekalipun sampe heran kenapa ku bisa bela belain dia sampe sebegitu gilanya. Yah, memang sebelum-sebelumnya aku emang tipe cowok yang ga pernah serius dalam njalin hubungan, asal aku suka-tembak-ga suka-bikin gara2-diputusin. Yup, aku ga pernah mutusin, tapi ya gitu, aku bikin gara gara biar di putusin. :P
Baca selengkapnya