Yang bersorak, yang senang, yang menangis

Yang bersorak
Ah,akhirnya lebaran juga
Tahun ini sudah sebuln aku libur
Sebulan aku tidur
Sebulan aku balut mata, mulut, perut dan kelaminku
Asal kau tau aku sudah cukup gerah
Sungguh mata ini gatal akan betapa moleknya tubuh tubuh yang terbalut kain-kain yang bahkan serasa berteriak enggan untuk menutupi kemolekan itu
Sungguh mulut dan perut ini laparrr
Lapar se lapar laparnya
Percayalah sebulan ini aku rindu bebasnya makan di siang hari
Ditambah dengan panasnya matahari sialan itu, tak pernah aku sehaus ini
Oh ya, tentu aku rindu minuman itu dengan warna warni serta racikan beraneka rasa yang biasa membawaku terbang di 11 bulan lainnya
Dan jangan kau tanya lagi akan kelaminku
Sudah gatal rasanya, sebulan ini sudah terbayang dimana pusaka ku ini akan bersarang
Mereguk indahnya orgasme dengan peluh dan desah yang menggema di kamar kamar berdurasi
Dan sekarang aku bebas! Yes!
Ini baru hidup!
Bagaimana dengan kau kawan?



Yang senang
Aku? Aku happy
Puasaku penuh
Walaupun ga jarang aku hampir mampir di warung bertenda rendah di siang terik
Trawehku pun oke
Walau aku nganggap itu kayak senam aerobik
Secara cepet banget sampe aku ga sempet baca apa apa.
Yah dari pada ga sholat.
Tadarus jalan
Walau ga tiap malem
Itupun kadang ga bisa ngikutin, mereka cepet banget bacanya. Entah bener apa ga. Yang penting aku ikut dateng. Lumayan dapet pahala dikit.
Zakat lunas. 2,5 kilo toh. Sipil banget tuh.
Sedekah lancar. Kan yang penting ngasih. Tapi ikhlas aku. Asli ikhlas.
Dan aku rasa udah cukup itu. Lebih malah. Udah menang aku. Perfect deh bulan ini.
Kamu gimana bro?


Yang menangis
Entah
Aku tak tahu apa puasa ku layak disebut puasa
Aku tak tahu apa ada secuil kebaikan yang terlaksana oleh ku dan yang kudapatkan
Aku takut ini tak ubahnya diet ketat penderita obesitas
Sehingga yang kudapat hanya lapar dan haus
Ini.. ini kurang..Jangan sebulan..
Sholatku
sungguh aku tak yakin allah berkenan melirik gerak laku tungkai tungkai ku
lantaran terlalu sering tungkai ini bernista hina
Walau aku tahu Dia maha melihat

Sungguh tak yakin lafadz ku didenga
Lantaran caci maki dan sumpah serapah lebih lantang dan fasih ku lantunkan di bulan lain
walau ku tahu Dialah "Sami'un"
Ini terlalu singkat
Entah akankah Dia berkenan meminjamkanku jiwa sampai ramadhan berikutnya
Jika tidak, sungguh celakalah aku
Celakalah aku
Bahkan aku ragu kudapat lailatul qadar itu
Kau ingat? Mereka berkata bahwa mereka yang mendapat malam itu pasti mendapat perubahan dan tercerahkan.
Tapi lihatlah aku, tak berubah.
Sungguh aku tak merasa lebih suci dari engkau
Ini
Benar benar terlampau singkat
Di malam malam terakhir aku berdoa dan berdoa dalam ratap dan tangis
Yang hingga kini masih terasa sedih dan sesal itu
Setengah teriak aku memohon pada Nya
Ya rabb..
jangan kau sudahi ramadhan ini..
Karena sungguh aku ingin ridho Mu diatas segala ke fanaan dunia..

Namun aku sudah terlambat
Tak ada kemenangan untukku dari-Nya
posted from Bloggeroid

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menata hati itu...

" ___________ "

Candu