"Aku" pun aku tak punya

Hei,Api kecil. Tahukah kau?
Aku tak sepeserpun hebat
Aku cuma bisa melihatmu jika diizinkanNYA
Lewat refleksi dua kotak plastik tembus pandang yang dipantulkannya bayangmu pada mata ku
Yang tanpanya kau terlihat samar, Se samar pikiran ku atasmu
yang sekali dua kali buram sehingga aku harus terus mengelapnya
Entah debu, entah uap, atau rembes embun mata yang tertumpah tak sengaja
Lantaran aku terlalu lalai untuk melepas kotak plastik itu
Ya. Aku memang tak sepeserpun hebat.

Hei,api kecil. Tahukah kau?
Aku tak punya apa apa
Raga dan sukma yang sering menggigil dan panas-dingin saat bertemu mu ini,
Mulut Yang seolah ingin menjerit atau sekadar berkata "hai" dengan penuh hati dan Bukan "hai" yang biasa.
Pundak yang serasa gatal ingin ikut, bukan, ingin menjadi "si yang hanya" memikul beban gundah buncah mu ini.
Jempol Tangan yang gemetar dan jantung yang akhir akhir ini mulai berdegup "dagg..dugg..dagg..dugg.." dalam gundah saat ingin sekedar mengetik "hello"
Yang disusul dengan penantian penuh harap dan cemas ini.
Itu semua bahkan aku tak punya.
"Aku" pun aku tak punya.

Hei,api kecil. Tahukah kau?
Jika memang engkau tak dihalalkannya untukku,
Itulah jatah rohman-rohim NYA untukku
Jika memang aku tak diarahkanNYA padamu
Itulah jatah percikan Al-Hadi -Nya untukku
Jika memang tak di"nyata"kan-NYA anganku atasmu
Sungguh aku memang hanya hamba yang Fana

Kini, kau tahu semuanya kan, api kecil?
posted from Bloggeroid

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menata hati itu...

" ___________ "

Candu