Perjalanan 10-09-2011 pukul 10:45

Ah, perjalanan siang ini sungguh tak terduga dan sungguh cukup menakjubkan bagi saya. Yah, sekali lagi..ah tidak, bukan.. untuk kesekian kalinya tuhan dengan keagungannya dan dengan penuh cintanya pada seluruh makhluk ciptaanya menunjukkan. Memperlihatkan dan menusuk-nusuk hati ini lagi. sungguh dia melakukannya dengan cara yang tidak terduga melalui sekumpulan makhluk ciptaanya. Dan saya benar benar sangat amat merasa malu tak terkira. Namun rasa malu yang meluap dalam diri saya membuat saya bahagia, bersyukur, berterimakasih walaupun entah bagaimana caranya menunjukkan rasa terimakasih ini yang pastinya tak aka nada cukup waktu walaupun seluruh waktu dalam hidup saya dihimpun dan dikalikan berlipat lipat pun niscaya tak cukup mengingat nikmat yang Dia berikan tak terhitung oleh ilmu dangkal manusia.


Dia, dengan segala maha pemurahnya memberikan itu secara Gratis!! Free!! Cuma-Cuma!! Dan Kontan! Tak dicicil… subhanallah…

Sekilas teringat betapa saya merasa terpukul, mangkel, ga terimo, marah, tersakiti, terbebani, dan segala ter-ter yang menyedihkan lainnya ketika musibah (walaupun hingga sekarang saya bingung itu musibah atau anugerah dari Nya) menimpa saya pada persimpangan akhir antara etape ke 2 dan 3 romadhon 2011 (baca catatan romadhon 2 & 3). Betapa kala itu emosi saya meluap sedemikian hingga menutup mata dan telinga saya.. betapa kala itu tubuh dan jiwa ini menyangkal akan kejadian yang bagi banyak orang mestinya itu hal yang sepele namun sungguh itu menguras hati saya. Dan saya kecewa. Dan saya merasa menjadi orang bernasib terburuk pada waktu itu. Betapa waktu itu saya sempat mengadu dengan emosional dan dengan pedenya saya berucap seolah saya orang terbersih di dunia “tuhan, apa salah saya..apa kurang saya”
Dan siang ini saya bergumam dalam hati “tuhan, betapa peristiwa yang kau timpakan padaku kemarin tak ada apa apanya jikadibandingkan apa yang menimpa kumpulan makhlukmu yang berdiri di pinggir jalan itu”

= # = # = # = # = # =

Wajah ceria mereka begitu tulus,,dengan menanggung beban hidup yang jika tuhan berkehendak mampu Dia timpakan padaku saat ini juga dengan cara yang tak terduga. Yang apabila Dia benar benar berkenan menimpakannya padaku niscaya saya tidak yakin saya sanggup dengn segenap hati untuk menanggungnya. Tapi mereka bisa tertawa renyah bersenda gurau dengan sesamanya..ceria..dan tampak ke-enjoy-an mereka terpancar dari wajah dan tawanya. Benar benar pemandangan indah yang sedikit pilu jika melihat kondisi mereka.

Semua ke-ria-an itu terjadi walau tanpa sepatahkatapun terucap dari mulut mereka didepan sebuah SLB tunarungu di jalan ahmad yani wonokromo-surabaya.

Serta merta bibir ini berbisik “masyaallah,,,subhanallah,,,” dan senyum pun tersungging tak hanya dibibir, tapi juga dihati.

Bersyukurlah padaNya walau hanya mengucap dengan kata…
Bersyukurlah padaNya walau hanya dengan senyum dan pejaman matamu…
Resapi kenikmatannya… dan Bersyukurlah kembali karena kau diperbolehkanNya untuk bersyukur padaNya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menata hati itu...

" ___________ "

Candu