Jangan dicampur. Jangan dibentur.

Think globally but act locally.
Saya nggak tau siapa yang memulai propaganda paradigma itu. Yang menjadikan kalimat itu booming sampai sering disebut di seminar seminar pengembangan karakter dan pelatihan pelatihan diberbagai cluster masyarakat. Dan saya juga sempat heran kenapa saya dulu oke oke aja dan "nguntal" mentah-mentah statement itu tanpa tendeng aling-aling. Dan setuju setuju saja. Dan berpikir "oh iya ya,keren. Emang mestinya gitu". Dan akibatnya segala pemikiran lokal saya anggap kuno, jadul, ga relevan, dll sampe ke alasan alasan yang berbau emosional seperti ga asik & ga keren.

Jujur dah. Yang ada, setelah dikasih cekokan cekokan kalimat itu mayoritas berpikir seperti yang saya pikirkan diatas. Berpikir bahwa think locally itu makruh atau bahkan ada yang menganggap itu mendekati haram. Dan menurut saya itu lumayan aneh, mendekati bodoh.

Oke, kita emang hidup di zaman yang serba berbau global. Dari globalisasi sampe global tv. Global tok pokoke. Tapi bukan berarti yang ga global itu harus dipinggirkan. Harus di sampahkan. Karena nyatanya ~sepengetahuan saya yang awam ini~ global salah satu sumbernya dari yang lokal! Yang akhirnya di "iya" kan oleh budaya lain dan dianggap nilainya lebih universal. Sayangnya nilai itu ga diambil secara utuh. Cuma sebagian. Sebagian yang dianggap pas. Sebagian yang dianggap MENGUNTUNGKAN.
Jangan mengelak, jujur saja.
Dan kawanku, nilai nilai itu asalnya ga cuma dari "act" tapi juga dari "think". Malah kalau pake logika ~logika saya yang orang awam ini~ act itu ada karena "hayyawan natiq" itu melakukan "think". Sadar ataupun ga sadar.

In my opinion ~now~ jargon itu kurang pas. Dan malah ga usah. Karena yang ada malah bikin manusia berpikir sempit. Banyak budaya,kebiasaan,pemikiran,adat, dan filosofi lokal yang akan bebenturan jika dilihat pake "think" yang global. Duduk perkaranya udah beda. Dan memaksakan melihat pemikiran lokal dengan kacamata global ~biasa dianggap modern~ itu kurang pantas. Jadi jangan dicampur, jangan dibentur. Karena benturan itu akan melemahkan salah satu pihak. Campuran itu akan membuat salah satu rasa menjadi dominan. Yang mengikis salah satu. Yang membunuh. Pembunuhan paradigma lokal.

Kini coba kita pikir lagi deh Apakah itu pas? Lantas apakah salah kalo kita think locally?

Pemikiran pun punya hak hidup. Mereka hasil budaya. Mereka juga proses pencarian kebenaran. Toh kebenaran yg ada belum sebenar benarnya "haq".

posted from Bloggeroid

Komentar

  1. sumpah bang saya gak mengerti apa itu Jangan dicampur. Jangan dibentur.
    kalo abang ada referensinya saya sangat berterimakasih jika diberi kesempatan untuk membacanya :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

" ___________ "

Menata hati itu...

Saat aku mulai sadar betapa beruntungnya aku memiliki kalian.