Oyasumi no jikan

Telah habis masa berlaku mu untuk ada.
Dan kini saat mu untuk menyandarkan punggungmu. Mencoba sedikit memejamkan sebagian mata mu. Namun tetap terjaga.
Tapi ingat, kali ini waktumu telah habis.

Tak usah resah. Tak perlu ragu.
Kau masih terjaga kan? Pastikan itu
Terpejam dan terjagalah.
Karena kelak akan datang lagi saat kau ku bangunkan. Bangun. Menggeliat meregangkan urat otot abstrakmu. Mengerjap segala remang di tubuhmu. Mendesiskan sedap getarmu.

Saat itu kuijinkan kau menggenggam kendali atas nya.
Yaa..Boleh lah kau suruh dia apapun. Aku tak keberatan. Setidaknya kau bisa buat dia mencecap tetes tetes nira duniamu. Tapi jangan terlalu lama, kau tahu dia tak terlalu siap untuk mabuk lagi. Setidaknya itu menurutku. Jadi ingat, aku mengawasimu.

Ya ya ya..
aku tahu kala itu. Saat dia berusaha menampung dan mengendapkan semuanya. Bukan hanya dia,kau juga. Mengakulah. Luckily, kau sadar. Dia masih belum perlu itu. Kini Terpejam dan terjagalah.

Tetaplah seperti itu, dan tetaplah terhubung dengannya. Agar kau tahu kapan saat kau bangun.
Kau tanya padaku? Baiklah.
Kawan. Kau akan bangun saat tetes langit mulai sering bercumbu dengan bumi. Saat itu terjadi disekitar sebuah pergantian dimana banyak bangsa serupa dia akan menggegap gempita dalam gelap. Dan saat itu mereka menghitung.

Itulah waktu terdekatmu untuk bangun lagi. Itulah waktumu untuk menjadi pandunya. Itulah waktumu untuk menjadi tungkai tungkai. Kepala dan segala organ pelengkapnya.
Namun jika waktu itu dan kau tak terbangun. Jika waktu itu datang dan dia tak mengamit mu. Percayalah. Kau harus tidur lebih lama lagi.
Ingat, tenanglah, aku melihatmu.
Maka kini terpejam dan terjagalah sejenak.
Sejenak.Masamu telah habis.

posted from Bloggeroid

Komentar

  1. dan saya pun tidak mengerti bang, tapi sepintas kalo boleh saya menebak, ini tentang kematian ya bang?
    hehehe
    kalo gak salah sih bang karena saya gak jago hal kayak ginian

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

" ___________ "

Menata hati itu...

Saat aku mulai sadar betapa beruntungnya aku memiliki kalian.