Pembenahan itu harus dibenahi (pemikiran tentang Sistem "Kejar Setoran" di sekolah-sekolah menengah menjelang UN)

Sistem pengajaran disekolah -dalam hal ini saya menyorot SMP/SMA- itu lebih menjurus ke mencegah daripada mengobati. Jangan bertanya kenapa, karena ini bukan sesi tanya jawab. Dan jangan mengajukan interupsi, karena saya bukan dan atau belum merupakan "Penduduk Jabatan" yang bisa di interupsi. Saya lebih superior dari itu. Saya Homo Sapiens bin Hayyawan Natiq.

Lanjut.

Didapati oleh saya, fenomena yang nggak sesuai dengan nasihat pendidik. Dalam hal ini ucapan "jangan pake sistem kebut semalam,belajarlah sedikit-sedikit setiap hari." Ucapan itu, saudara pelotot layar sekalian, adalah berbau nggak sinkron sama apa yang dipraktekkan sekolah kepada muridnya. Sekali lagi, jangan keburu bertanya atau anda akann bernasib layaknya Musa (Nabi A.S) saat bertemu Khidir (Nabi A.S). Tenang saya tidak se-pongah itu mengaku setara dengan beliau. Ini cuma analogi kawan. Cerdaslah, kau manusia. Oke?

Lanjut lagi.

Jadi begini, hampir di semua sekolah, guru yang dianggep paling enak (mengajarnya kawan, rasa dijual terpisah), akan "ditaruh" di kelas 9 (smp) & 12 (sma). Sedangkan yang dianggap standar -the ordinary one- akn ditempatkan untuk mengajar/mendidik junior2nya. Alasannya adalah U.N (UjianNasional). Guru ter-baik (quality) dan ter-favorit (dekat dengan siswa) akan diminta,ditugaskan,disuruh,dan dipaksa secara halus dengan secarik surat tugas untuk memberi pengajaran total kepada para siswa Senior.

Pengajaran total yang bagai mana?
Begini kawan, yang dimaksud oleh pengetik sebagai pengajaran total adalah mengajar dan membenahi memori,pemahaman,pengertian,dan pengetahuan akan materi materi dimulai dari freshman year mereka. Dengan kata lain merangkum 2 tahun foya-foya yang merek lakukan. Aneh bukan?

Kalau memang konsisten dengan nasehatnya, konsisten dengan silat lidah nya yang walopun cuma basa-basi harian biar dipandang "guru". Maka semestinya pengajaran total tersebut tidak perlu. Yang bagus adalah memantapkan apa yang ada dari basic-nya, dari dasar-nya, dari level junior-nya, dari tahun pertama. Mantapkan. Beri guru terbaik, pengajaran terbaik, media ter-menarik dan ter-interaktif, serta keakraban yang ter-hangat.

Sulit? Tidak sulit. Cuma belum semudah mengetiknya di layar sentuh smartphone android bermerek awalan "M" -Bukan Lokal pastinya- dan apalagi langkah awalnya.

Yang jelas, jika pemantapan dilakukan sejak dini, besar kemungkinan beban guru kelas senior tak jauh beda dengan guru kelas junior2nya. Dan tak ada lagi istilah "kejar setoran" dalam hal penyampaian materi yang akan di UN-kan. Yang ada adalah fokus dan tenang. Tanpa gopoh, tanpa biaya tambahan bimbel di sekolah. Yes, pendidikan murah&mutu untuk rakyat.

Maka sebelum melakukan pemantapan dari dasar itu perlu adanya pemantapan tenaga pendidik terlebih dahulu. Tak perlu sampai dikirim ke luar negeri,toh nanti balik kesini juga ngajarnya pake bahasa endonesa. Toh diajar pake bahasa endonesa pun banyak yang remidi, ga mudeng, ngantuk, dan kabur dengab alasan izin sakit/keperluan OSIS/dll. Pemantapan guru/tenaga pendidik berawal dari keinginan untuk mem-bisa-kan peserta didik. Keinginan untuk meng-understand-kan siswi-siswa. Keinginan untuk "live the life to the fullest as a great teacher". Itu dulu kawan. Itu yang utama. Yang mendasar. Yang Prinsipil. Titik.
Coba. Laksanakan. Review. Benahi. Laksanakan kembali.




Nb: tulisan ini di ilhami dan atau ditulis berdasarkan:
- pernyataan Umi saya
- pengamatan kenyataan,
- serta sharing peserta didik di "Supercourse" (sebuah lbb gratis untuk peserta didik kurang mampu oleh Komunitas Gresik Berbagi *Selengkapnya~> http://www.gresikberbagi.com )

posted from Bloggeroid

Komentar

  1. promosinya asikkk... hehehe....

    sistem kebut setahun yak??? dari tulisan diatas, mendadak muncul semacam pemikiran begitu, jadi sebenarnya, ada keterbatasan juga dari jumlah guru yang berlabel "Guru ter-baik (quality)
    dan ter-favorit (dekat dengan siswa)" ya, sehingga tidak bisa di 'bagi rata' ke semua kelas,. yo gak seh???

    kalo emang iya, berarti makin banyak PR. hemmmm

    BalasHapus
  2. pemantapan nya aja yang dilakuin. pemantapan dari dasar. training yang berkelanjutan disertai pendampingan "sebenarnya bisa" selama yang "bawah" mau dibiayai dan dilatih, yang "atas" mau membiayai dan mendampingi. emang butuh waktu, tp bukan mustahil. dan kalo orang "atas" doyan ngomong investasi, maka investasi paling berprospek adalah investasi pembangunan & pengembangan pendidikan. it's everlasting.

    BalasHapus
  3. tek, langsung ngerasa kena tonjok pas baca kalimat ini "Toh diajar pake bahasa endonesa pun banyak yang remidi, ga mudeng, ngantuk, dan kabur dengab alasan izin sakit/keperluan OSIS/dll."

    langsung teringat ketika SMA kelas 12.
    dan saya setuju dengan abang kalo semua harus dimulai sejak dini kecuali pernikahan.

    salam kenal dari saya bang.
    dan saya mohon ijin untuk bisa follow blog abang karena saya rasa sangat bermanfaat untuk saya bang terimkasih :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

" ___________ "

Menata hati itu...

Saat aku mulai sadar betapa beruntungnya aku memiliki kalian.