Pengaman-Pembatas-Bocor. What a day!
Pengaman dan Pembatas! Ya. Kawan. Sesuai pikiranmu. Pengaman! Pembatas!
Sungguh nggak habis pikir. Dipikir pun nggak habis habis. Asli wes. Tapi ya itu dari kacamata saya. Dari sudut pandang kacamata minus ber frame plastik saya. Dan itu tentang Pengaman dan Pembatas, Kawan. Pe-nga-man Pem-ba-tas.
Pengaman. Sesuatu yang sering beberapa dari kita memandang sebelah mata. Sesuatu yang terpaksa kita pakai karena takut kejadian. Sesuatu yang terpaksa kita pakai karena takut. Takut berkasus. Yap, kita lebih takut berkasus, kejadian, ketauan, dan banyak lagi hal external lainnya dibanding ke-karena-an takut atas ketidak amanan pribadi sendiri. Dibanding ketakutan akan terjadinya cidera. Cidera yang mengalirkan darah lebih banyak tentunya. Dan dalam beberapa kasus, cidera yang terpaksa memerlukan perawatan dan penanganan medis lebih. Sampai acara jahit menjahit dengan dokter. Dan sampai berbekas luka yang tak bisa hilang. Sulit hilang.
Pembatas. Sesuatu yang sering kita sepelekan dan cukup kita butuhkan. Agar kita tahu batasan kita dimana. Agar kita tak kebablasan. Agar kita tak kelewatan. Pem-ba-tas.
Dan hari itu (1-11-2012), Saya dan sobat-sobat saya butuh pengaman dan Pembatas! Serius!
Selepas nonton Skyfall, kami (saya&teman2) mutusin buat makan, dan Pakuwon city saat itu terasa kurang manusiawi dalam harga. :P
Jadi kami makan diluar. Pilihan kami jatuh pada soto cak har. Lantaran saya dan salah satu teman penasaran sama bangunan yang baru. Percayalah, alasan ku cuma penasaran. Bukan lapar.
Saat makan, kami mutusin buat ngelakuin sesuatu. Dan itu butuh PE-NGA-MAN, dan waktu itu kita kekurangan pengaman.
Friend, sebelum tak lanjutin ceritanya, sebelum imajinasimu meluap liar tak terkira, sebelum kau muak dengan ambiguity sejak awal hiruf diatas. Let me explain. Pengaman, dalam hal ini adalah H-E-L-M. Maaf mengecewakan bagi yang kecewa.
Kita kurang satu helm. Telpon sana sini. Ada yang ga diangkat, ada yang kuliah #woops, dll. Sampai akhirnya diangkat dan ada yang bisa pinjemin helm. Dan saat itu kami masih di soto cak har. Sedikit complement saya tentang pelayanan di gedung baru ini, : pelayannya asik dan sakti. Asik humornya dan ramah. Dan Sakti karena saat beliau nyatet pesanan kita, saya baru bilang "mas itu kalo ada sama,-", "ada kok mas balungannya". Entah ndukun dari mana itu bapak bapak.
Selesai makan kita capcus ke daerah perumahan klampis semolo. Menurutku Namanya geje. Terletak antara daerah klampis dan semolowaru. Dan begitulah namanya. *devolpernya mesti ikut kursus business plan, ga kreatip.
Sampai disana, bingung.
Rumah antara padam dan tidak. Ruang tengah terlihat padam, tapi kamar menyala. Dan kita stay sambil manggil2 lewat pesawat telpon dan pesawat mulut selama 15menit+. Dan ga dapet. And we left.
Telpon lagi ke yang lain. Oke, kita dapet lagi. Kali ini di dekat kampus C Univ Airlangga. Airlangga,Nama seorang raja besar yang takut sama dukun. Pemeluk agam yang taat,tapi takut sama dukun "sakti" aliran kiri, calwanarang. Takut = ga ngerasa safe, butuh PE-NGA-MAN. Kan? We need it! Karena manusia ngerasa hidup ini nggak safe from the beginning. Contoh kecil lagi adalah, baby will cry in the "mbrojol" day, kan? Ngerasa ga safe.
Lanjut cerita. Sampai di sebelah kampus C. Oh for god sakes! Yang punya kos masih makan! Kita telpon, dan dia bilang "iya iya mbak, ini udah dijalan". Hampir 30menit!! Ini makan di Perak apa di wiyung? Buset dah.
Okeh dah, at least kita dapet itu helm. Walopun dijalan saya sempat mikir, "kok ada ya hari dimana kita bingung nyari helm sampe segininya. God, you're awesome!! I mean it!"
Capcus ke "kertajaya belok kiri". Misi ke 2, Pem-ba-tas. Sebuah kata yang nggak bisa dipandang sebelah mata. Sebuah kata yang kalau pemahamannya salah dalam konteks tertentu bisa fatal. Mulaj Perang antar negara sampai gejala gangguan jiwa permanen. Oke, saya lebai. Jadi #lupakan.
Sampai di tempat yang kita sebut "kertajaya belok kiri", kita merangsek masuk. Dengan paksa. Plus karcis dari pak parkir Rp 500,00. Parkir berbayar termurah di surabaya. Kita harus dapet pembatas! Dan ga pake muter! Not again! *batin saya.
And you know what? Sampe disana pembatas itu Habis!! Tak ada! Kita tak terbatas!#ahk. Oke,saya lebai lagi. #abaikan.
Kawan. Pembatas itu adalah Pembatas Buku. Serius. Jangan ketawa.
Oh goooddd...!! Yang ada dipikiranku saat itu adalah "ini hari gila. Hari gila. Beneran hari gila. Oke positif thinking". Yap, berusaha mempositif thinking kan otak. Dan memang sisi positifnya adalah kita ga pulang dengan tangan hampa. Komik dan novel pun terbeli. Yeah, at least saya dapet bukunya Ayu Utami (lagi) "cerita cinta enrico.
*i do fall in love with her writing, thanks to Icha and adit"bojes" who indirectly provoked me to read her writing. :Jempol:
Waktu udah jam 9 malem dan kita mesti balik ke gresik. 1 temanku dengan vixion. Saya dan teman saya goncengan pake supra x 125. Oh you wont believe it, BAN BOCOR! Hampir sampe pertigaan margomulyo. anjrit gilaaa!. Dan uniknya, kita ngakak di pinggir jalan. Oh the almighyt God,,you gave us too much, and we started to be crazy. Dan emang bener. Kita sama sekali nggak stress. Yang ada malah kita sama sama ngakak dan mikir, kok ya konyol kita hari ini. Ke east coast lupa jalan, nyari helm muter2 1jam-an, ke togamas ga dapet barang tujuannya, pulang2 ban bocor. Untung pak tambal masih bangun. *God bless you pak! #PrayForPakTambal
Dan sampe dirumah pun, dapet kabar kalo temen ku itu, yang bareng aku, kacamata nya ilang! Lupa naroh.
God, you really gave us too much yesterday, so doomed.
What a day.
Ps: dan sampai cerita ini saya jempolkan pakai gadget saya dan ter-post di coffee cup, saya masih heran. "Masuk mode autis" istilahnya.
*njempol (ngetik. Red) pas mode autis sambil ditemani sarapan super simple = tulisan ngawur
Sungguh nggak habis pikir. Dipikir pun nggak habis habis. Asli wes. Tapi ya itu dari kacamata saya. Dari sudut pandang kacamata minus ber frame plastik saya. Dan itu tentang Pengaman dan Pembatas, Kawan. Pe-nga-man Pem-ba-tas.
Pengaman. Sesuatu yang sering beberapa dari kita memandang sebelah mata. Sesuatu yang terpaksa kita pakai karena takut kejadian. Sesuatu yang terpaksa kita pakai karena takut. Takut berkasus. Yap, kita lebih takut berkasus, kejadian, ketauan, dan banyak lagi hal external lainnya dibanding ke-karena-an takut atas ketidak amanan pribadi sendiri. Dibanding ketakutan akan terjadinya cidera. Cidera yang mengalirkan darah lebih banyak tentunya. Dan dalam beberapa kasus, cidera yang terpaksa memerlukan perawatan dan penanganan medis lebih. Sampai acara jahit menjahit dengan dokter. Dan sampai berbekas luka yang tak bisa hilang. Sulit hilang.
Pembatas. Sesuatu yang sering kita sepelekan dan cukup kita butuhkan. Agar kita tahu batasan kita dimana. Agar kita tak kebablasan. Agar kita tak kelewatan. Pem-ba-tas.
Dan hari itu (1-11-2012), Saya dan sobat-sobat saya butuh pengaman dan Pembatas! Serius!
Selepas nonton Skyfall, kami (saya&teman2) mutusin buat makan, dan Pakuwon city saat itu terasa kurang manusiawi dalam harga. :P
Jadi kami makan diluar. Pilihan kami jatuh pada soto cak har. Lantaran saya dan salah satu teman penasaran sama bangunan yang baru. Percayalah, alasan ku cuma penasaran. Bukan lapar.
Saat makan, kami mutusin buat ngelakuin sesuatu. Dan itu butuh PE-NGA-MAN, dan waktu itu kita kekurangan pengaman.
Friend, sebelum tak lanjutin ceritanya, sebelum imajinasimu meluap liar tak terkira, sebelum kau muak dengan ambiguity sejak awal hiruf diatas. Let me explain. Pengaman, dalam hal ini adalah H-E-L-M. Maaf mengecewakan bagi yang kecewa.
Kita kurang satu helm. Telpon sana sini. Ada yang ga diangkat, ada yang kuliah #woops, dll. Sampai akhirnya diangkat dan ada yang bisa pinjemin helm. Dan saat itu kami masih di soto cak har. Sedikit complement saya tentang pelayanan di gedung baru ini, : pelayannya asik dan sakti. Asik humornya dan ramah. Dan Sakti karena saat beliau nyatet pesanan kita, saya baru bilang "mas itu kalo ada sama,-", "ada kok mas balungannya". Entah ndukun dari mana itu bapak bapak.
Selesai makan kita capcus ke daerah perumahan klampis semolo. Menurutku Namanya geje. Terletak antara daerah klampis dan semolowaru. Dan begitulah namanya. *devolpernya mesti ikut kursus business plan, ga kreatip.
Sampai disana, bingung.
Rumah antara padam dan tidak. Ruang tengah terlihat padam, tapi kamar menyala. Dan kita stay sambil manggil2 lewat pesawat telpon dan pesawat mulut selama 15menit+. Dan ga dapet. And we left.
Telpon lagi ke yang lain. Oke, kita dapet lagi. Kali ini di dekat kampus C Univ Airlangga. Airlangga,Nama seorang raja besar yang takut sama dukun. Pemeluk agam yang taat,tapi takut sama dukun "sakti" aliran kiri, calwanarang. Takut = ga ngerasa safe, butuh PE-NGA-MAN. Kan? We need it! Karena manusia ngerasa hidup ini nggak safe from the beginning. Contoh kecil lagi adalah, baby will cry in the "mbrojol" day, kan? Ngerasa ga safe.
Lanjut cerita. Sampai di sebelah kampus C. Oh for god sakes! Yang punya kos masih makan! Kita telpon, dan dia bilang "iya iya mbak, ini udah dijalan". Hampir 30menit!! Ini makan di Perak apa di wiyung? Buset dah.
Okeh dah, at least kita dapet itu helm. Walopun dijalan saya sempat mikir, "kok ada ya hari dimana kita bingung nyari helm sampe segininya. God, you're awesome!! I mean it!"
Capcus ke "kertajaya belok kiri". Misi ke 2, Pem-ba-tas. Sebuah kata yang nggak bisa dipandang sebelah mata. Sebuah kata yang kalau pemahamannya salah dalam konteks tertentu bisa fatal. Mulaj Perang antar negara sampai gejala gangguan jiwa permanen. Oke, saya lebai. Jadi #lupakan.
Sampai di tempat yang kita sebut "kertajaya belok kiri", kita merangsek masuk. Dengan paksa. Plus karcis dari pak parkir Rp 500,00. Parkir berbayar termurah di surabaya. Kita harus dapet pembatas! Dan ga pake muter! Not again! *batin saya.
And you know what? Sampe disana pembatas itu Habis!! Tak ada! Kita tak terbatas!#ahk. Oke,saya lebai lagi. #abaikan.
Kawan. Pembatas itu adalah Pembatas Buku. Serius. Jangan ketawa.
Oh goooddd...!! Yang ada dipikiranku saat itu adalah "ini hari gila. Hari gila. Beneran hari gila. Oke positif thinking". Yap, berusaha mempositif thinking kan otak. Dan memang sisi positifnya adalah kita ga pulang dengan tangan hampa. Komik dan novel pun terbeli. Yeah, at least saya dapet bukunya Ayu Utami (lagi) "cerita cinta enrico.
*i do fall in love with her writing, thanks to Icha and adit"bojes" who indirectly provoked me to read her writing. :Jempol:
Waktu udah jam 9 malem dan kita mesti balik ke gresik. 1 temanku dengan vixion. Saya dan teman saya goncengan pake supra x 125. Oh you wont believe it, BAN BOCOR! Hampir sampe pertigaan margomulyo. anjrit gilaaa!. Dan uniknya, kita ngakak di pinggir jalan. Oh the almighyt God,,you gave us too much, and we started to be crazy. Dan emang bener. Kita sama sekali nggak stress. Yang ada malah kita sama sama ngakak dan mikir, kok ya konyol kita hari ini. Ke east coast lupa jalan, nyari helm muter2 1jam-an, ke togamas ga dapet barang tujuannya, pulang2 ban bocor. Untung pak tambal masih bangun. *God bless you pak! #PrayForPakTambal
Dan sampe dirumah pun, dapet kabar kalo temen ku itu, yang bareng aku, kacamata nya ilang! Lupa naroh.
God, you really gave us too much yesterday, so doomed.
What a day.
Ps: dan sampai cerita ini saya jempolkan pakai gadget saya dan ter-post di coffee cup, saya masih heran. "Masuk mode autis" istilahnya.
*njempol (ngetik. Red) pas mode autis sambil ditemani sarapan super simple = tulisan ngawur
posted from Bloggeroid
Jadi ad tambahan pelajaran lg,, kegembiraan it g mesti brgantung ma ke'adaan sekitar... tp brgantung ma hati dlm diri sendiri.....
BalasHapusSumpah it kejadian2 bnr2 pemicu hipertensi kronis! Tp buktinya.. sebaliknya.. kamu ma temen2mu malah bs bergembira ya om!!! Gawat emang makhluk2 semacam kalian it ya!!
;-)
ini yang komen anonim sepertinya terlibat dalam peristiwa ban bocor semalem.
BalasHapustapi itu korban apa pelaku y?
:-]
ada dugaan itu antara peminjam helm, kacamata, dan tambal ban adalah pelaku yang sama
BalasHapus:p
He rek.. ojo anonim kabeh ta...
BalasHapus